


Ketika kita membeli sebuah emiten hanya ada 2 kemungkinan yang akan terjadi
- Benar Beli (harga langsung naik)
- Salah Beli (harga langsung turun)
Benar Beli, juga mengandung 2 kemungkinan
- Langsung Naik Doang
- Langsung Naik Tinggi
Demikian juga dengan Salah Beli, juga mengandung 2 kemungkinan
- Langsung Turun Doang
- Langsung Turun Dalam
Inilah alasan gue lebih memilih diversifikasi lebar
karena semakin lebar diversifikasi, semakin banyak kemungkinan (antara naik atau turun beserta turunannya) yang kita miliki
BNBA ini adalah contoh emiten yang di Beli di Ombak (naik turun) yang Tepat dan di Saat yang Tepat
Tepat disini maksudnya adalah selalu pas mengikuti gelombang ombak
Naik disaat lembah
Turun disaat puncak
Dan seterusnya
Tahun 2017
Adalah Tahun Pertama Kali gue membeli BNBA dan sejak dibeli tidak pernah mengalami posisi Floating Loss sehingga tidak punya kesempatan nambah posisi atau melakukan Averaging Down

Tahun 2019
Akhirnya gue melakukan Averaging Up (tambah posisi di harga lebih tinggi dari pembelian pertama) murni adalah karena Alasan Rutin Dividen
Tahun 2018 BNBA membagikan dividen sebesar 10 Rupiah (3.75% yield terhadap 240)
Tahun 2019 BNBA membagikan dividen sebesar 11 Rupiah (4.58% yield terhadap 240)
Sehingga gue menjadi memiliki 374 Lot BNBA (tadinya 210 Lot) Dengan total Modal dikeluarkan sebesar 10 juta (tadinya 5jt)
Ketika harga sebuah emiten sedang turun, selalu ada 2 kemungkinan penurunan yang terjadi
- Sekedar turun aja (atau disebut Downtrend)
- Turunnya sangat dalam (atau disebut Bearish)
Demikian pun ketika Sedang Naik, dia bisa hanya sekedar naik atau akan naik sangat tinggi
Ketika sedang Turun, Turun itu ada maksimal turun, yaitu sampai 50 (atau jadi 0 kalau sampai delisting)
Tapi kalau Naik, Naik itu nggak ada maksimal nya
Disinilah Fungsi dari Take Profit Bertahap
Tahun 2020
Selalu ada aja alasan harga untuk Naik dan Turun
Pasar selalu punya alasan untuk menghargai lebih tinggi atau lebih rendah sebuah emiten walaupun terkadang alasannya mengada ngada
Seperti tahun 2020 BNBA bisa naik (bahkan sampai kebablasan) hanya karena ada peraturan BI mengenai besaran modal minimal sehingga memaksa bank bank untuk tambah modal atau terpaksa turun kelas
Untuk Biang gue selalu melakukan Profit Taking dengan membagi Lot menjadi 4X Jual yaitu
25% lot di +50%
25% lot di +100%
25% lot di +200%
25% lot sisanya tergangung situasi dan kondisi

Setelah TP3 (+200%) pada 16 Februari 2021 (liat baris 22) ternyata harga masih lanjut naik sehingga memungkinan gue untuk bisa TP 5 Bagger & 10 Bagger (lihat baris 121 & 122)
Dan setelah di realisasikan keuntungan 500% & 1.000% nya harganya langsung turun cukup dalam sehingga memungkinan gue untuk Buyback (lihat keterangan baris 121 & 122)
Mengenai apa Fungsi dari Buyback bisa dibaca di SINI
Tetapi ada yang perlu kita ingat jika kita hendak buyback penjualan dengan keuntungan diatas 200% adalah…
Buyback 33% lebih rendah dari harga jual sudah tidak menguntungkan lagi
Kalau Modal kita adalah 1.000 dan kita TP1 (+50%) di 1.500
Disini untung kita adalah sebesar 1.500-1.000 = 500
Kalau kemudian kita buyback 33% lebih rendah di harga 1.500*0.67 = 1.005
Disini untung kita masih 1.500 – 1.005 = 495
Dan Lot kita Kembali
Tapi Kalau modal kita adalah 1.000 dan kita jual untung 500% di 6.000 misalnya
Disini untung kita adalah 6.000 – 1.000 = 5.000 Rupiah
Lalu kita buyback 33% lebih rendah di harga 6.000*0.67 = 4.020
Disini untung kita tinggal 6.000 – 4.020 = 1.980 Rupiah saja (dari 5.000) walaupun lot kita kembali

Inilah alasan gue buyback 50% lebih rendah dari harga jual dan hanya sebanyak lot dijual
Baru kemudian tambah beli lagi sebanyak lot di buyback ketika harga turun lagi 50%
*lihat baris 121
Jual 1 Lot di harga 2.980
Buyback 1 lot di haga 1.415
Sampai disini lot kita kembali dan masih ada sisa uang sebesar 2.980-1.415 = 1.565 atau masih bisa dijadikan 1 lot
Kemudian turun kembali ke 740 baru tambah beli 1 lot lagi
Sampai disini lot kita sudah bertambah 100% dan masih ada sisa uang 1.565-740 = 825 atau masih bisa dijadikan 1 lot juga
Jika kemudian harga turun lagi ke 410 baru tambah beli 1 lot lagi
Sampai disini lot kita sudah bertambah 200% dan masih ada sisa uang 825-410 = 415 atau masih bisa dijadikan 1 lot juga
Inilah cara mengubah untung baggers dalam bentuk Rupiah (ketika di TP) menjadi untung baggers dalam bentuk lot (ketika di Buyback)

Tahun 2021 adalah tahun paling mantapnya
Terjadi 2X naik tinggi dan turun dalam yang Memungkinkan untuk TP kemudian Buyback kemudian TP lagi dan Buyback Lagi
Ketika kita buyback di harga 1.415 (jual di 2.980) saat itu di harga 1.415 itu disebut Sudah Turun 50%
Tapi setelah buyback di 1.415 dan kemudian harga naik kembali ke 2.125 (bukan 2.980) saat itu juga disebut Sudah Naik 50%
2 Momentum di Tahun 2021 inilah (Naik Tinggi dan Turun Dalam) yang membuat uang kita melipat dengan cepat

Bisa dilihat disini, bahwa dari Total Uang 10 juta yang dikeluarkan (masing masing 5 jt di tahun 2017 dan 2019)
Akibat Ride The Right Wave at The Right Time (Faktor Hoki Inside) dia bisa memberikan kita keuntungan sebesar 40 juta (4X Lipat Modal) dan masih memiliki 9.900 Lembar BNBA di porto kita
Lalu Selanjutnya Bagaimana?
Harga BNBA sekarang adalah 1.365
Jika kemudian harga naik ke 1.618*1.5 = 2.427 dan 1.778*1.5 = 2.667 maka gue akan TP kembali (bertahap) BNBA yang di buyback tanggal 13 Mei dan 17 Mei 2022 kemarin
Tapi jika harga melanjutkan penurunan ke 2.185*0.5 = 1.092 maka gue akan melakukan buyback kembali BNBA yang di jual 8 November 2022 kemarin yang dijual di harga 2.185
Lalu kenapa kali ini gue memakai patokan turun 50% bukan turun 33% seperti biasa?


Untuk Kaset Rusak lainnya bisa dibaca di : KakdrWay Kaset Rusak
Untuk belajar bersama di : KakdrWay Akademi
Belanja Online di Toko Kakdr (Official Store) : Ideal Official
Be the first to comment