Harta & Harga – Mengembangkan Harta dengan cara paling sederhana

Seperti pada artikel Harta dan Harga atau Kiri dan Kanan, tujuan awal kita masuk bursa adalah mencari keuntungan atau mengembangkan uang kita.
Tetapi kemudian kebanyakan akan kehilangan arah karena menerima terlalu banyak informasi.

Bursa itu sama seperti pasar.
Didalamnya selain ada pembeli dan penjual, juga ada banyak tukang jual kecap.
Awalnya hanya ingin membeli sebotol kecap seharga 1.000 tapi akhirnya termakan omongan sales kecap yang bilang kecap ini lebih bagus, makanya harganya 2.000 atau kecap itu jelek harga pantasnya cuma 500.

Awalnya kita yang tau tujuan kita kepasar beli kecap A akhirnya malah terpengaruh dan membeli kecap A dan kemudian menjual kembali dengan harga lebih murah karena terpengaruh oleh salesman kecap.

Bursa itu kejam kawan….
Cuma antara
1. Gue makan duit Lu
2. Lu makan duit Gue
3. Gue dan Lu makan duit Dia
4. Dia makan duit lu dan gue

Di Bursa, Waktu itu Milik Kita. Yang naik turun itu harganya, tetapi Lot di portofolio kita selalu tetap.
Kalau kita beli 1 Lot saham AAAA di harga 1.000 maka kemudian walaupun harga AAAA turun sampai 500 atau naik sampai 1.500 itu harganya yang naik turun. Tetapi Lot yang kita miliki itu sama.

Jadi kalau misalnya kita masuk pasar, kita bisa tutup kuping dan melaksanakan tujuan kita ke pasar, kemungkinan sampai tersesat adalah sangat kecil.

Beli Pakai Prinsip
begitu aja sederhananya.

Pokoknya gak cuan 50% (atau sesuai selera dan hitungan masing masing) gak jual (baca : Banci Taman Lawang).
Kalau kita membeli saham hanya dengan syarat2 ketat yang telah ditentukan, kemungkinan berhasilnya sangat tinggi kok.
Kita hanya perlu sabar.
Kita hanya perlu uang dingin.
Gak usah sampe harus menguasai berbagai macam ilmu untuk bisa cuan kok (walaupun kalau menguasai ilmu tentu hasilnya bisa lebih maksimal hehehe)

Dalam ilustrasi, Kolom Total Modal disebut Kolom Harta


Jika awalnya kita masuk bursa dengan modal 5.000.000 Rupiah. Dalam ilustrasi uang 5 juta tersebut kita bisa belikan menjadi 5 emiten masing masing 10 lot di harga 1.000.
Ingat! setelah dibeli yang naik turun itu harganya, bukan lot nya.

Dengan prinsip Gak Cuan 50% Gak Jual, maka saat itu kita sudah ada bayangan bahwa modal 5.000.000 kita nantinya akan berkembang menjadi 7.500.000
Ini sudah pasti, cuma berapa lama nya yang kita tidak bisa tahu persis.
Berdasarkan pengalaman, jika emiten yang kita beli itu dengan screening ketat (Pisau Jatuh, PBV rendah, Dividen Rutin) paling lama 2 tahun sudah bisa merealisasikan keuntungan 50%.
Nah selama 2 tahun menunggu itu, setiap tahunnya kita bisa mendapatkan ongkos tunggu berupa dividen. Inilah fungsi dividen, sebagai ongkos tunggu.

ilustrasi Lalu A & Lalu B

Jika kemudian AAAA sudah naik ke 1.500 (sudah untung 50%) tetapi BBBB CCCC DDDD turun, Ingat Prinsip!
Lihat ilustrasi LALU A

Jangan terpengaruh BBBB CCCC DDDD EEEEE yang turun. Yang turun itu harganya, bukan Lot nya (baca : Merah dan Hijau Sama Saja)

Kita realisasikan dulu AAAA yang sudah memberikan keuntungan 50% seperti prinsip awal kita.
Dengan penjualan tersebut, uangnya (1.500.000) kita bisa pakai buat Averaging Down BBBB yang turun paling dalam (dengan asumsi dividen yang sama, turunnya harga menyebabkan naiknya Dividen Yield) sebanyak 1.000.000 dan menambah emiten baru FFFF sebanyak 500.000

Coba perhatikan ilustrasinya….
Kolom Harta sebelum kita jual AAAA adalah 5.000.000
Kolom Harga sebelum kita jual AAAA adalah 4.500.000

Kolom Harta setelah kita jual AAAA berubah dari 5.000.000 menjadi 5.500.000
Nah, kalau kembali ke prinsip awal, kolom harta 5.000.000 akan menjadi 7.500.000 maka sekarang kolom harta kalau 5.500.000 akan naik menjadi 8.250.000
Make sense kan?

Ilustrasi Lalu C & Lalu D

Lalu jika kemudian seiring waktu misalkan deh BBBB kembali ke harga 900.
Maka pembelian kedua di 600 sudah bisa kita realisasikan lagi keuntungan sebesar 50%
CCCC malah tambah nyangkut? DDDD EEEE masih belum rebound? FFFF masih diam ditempat?

Ingat Prinsip!

Jangan terpengaruh CCCC DDDD EEEEE yang masih turun. Yang turun itu harganya, bukan Lot nya

Kita realisasikan dulu BBBB yang sudah memberikan keuntungan 50% seperti prinsip awal kita.
Dengan penjualan tersebut, uangnya (1.500.000) kita bisa pakai buat Averaging Down CCCC yang turun paling dalam (dengan asumsi dividen yang sama, turunnya harga menyebabkan naiknya Dividen Yield) sebanyak 1.000.000 dan menambah lagi FFFF sebanyak 500.000 sehingga total FFFF menjadi 1.000.000

Sekarang perhatikan lagi ilustrasinya….
Kolom Harta sebelum kita jual BBBB adalah 5.500.000
Kolom Harga sebelum kita jual AAAA adalah 5.050.000

Kolom Harta setelah kita jual AAAA berubah dari 5.500.000 menjadi 6.000.000
Nah, kalau kembali ke prinsip awal, kolom harta yang awalnya dari 5.000.000 akan menjadi 7.500.000 lalu dari 5.500.000 akan menjadi 8.250.000 sekarang dari 6.000.000 akan menjadi 9.000.000
Make sense kan?


Sekarang perhatikan lagi….

Berapa modal awal kita?
5.000.000
Berapa kolom harga sekarang?
5.050.000

Kalau sekarang dalam posisi portofolio masih floating loss semua pun kalau kita jual semua secara total kita sudah untung 50.000.
Bagaimana kalau sampai semua yang nyangkut balik modal?

Toh selama menunggu bisa Take Profit kita mendapatkan Ongkos Tunggu berupa dividen

Sederhana kan?

  1. Uang Dingin
  2. Sabar
  3. Dividen Rutin
  4. Harga Sudah Turun Minimal 50% dari harga tertingginya
  5. PBV <1X
  6. DER <1X
  7. ROE >1%

About Kakdr 436 Articles
Founder of "Kakdr Way (Ncek Glodok Style)" --- Aliran Penangkap Pisau Jatuh Anti Cut Loss

Be the first to comment

Leave a Reply