Never Lose Your Money (again and again and again) – by Bunga

Selama hampir 15 tahun kiprah saya di bursa, 10 tahun diantaranya saya lalui dengan menggunakan “uang dingin”. Modal yang saya taruh di bursa benar2 uang yang disisihkan dari kerja dan usaha di luar bursa. Uang yang seperti para penasehat investasi selalu katakan: siap hilang.

Hasilnya? Beneran hilang!

Pertama kali kehilangan 100% uang adalah ketika crash 2008 melanda. Kedua kalinya, ketika crash 2012 menerpa.

Dalam kasus 2012, saya kehilangan uang lebih dari 100% karena di masa itu saya juga menyambi sebagai fund manager, yang mengelola uang pihak ketiga, dengan jaminan tertentu yang tidak bisa saya penuhi. Pada akhirnya saya harus menambal kerugian yang diderita klien2 saya dari kocek pribadi.

Tak lama berselang, bisnis yang saya bangun dan kelola mengalami kebangkrutan. Sudah jatuh tertimpa tangga. Pernikahan pun hampir ikut terimbas runtuh. Saya harus mulai kembali dari nol, merangkak bangkit, dan membangun hidup lewat jalan yang sejak dulu saya hindari mati2an: bekerja kepada majikan (tetap hormat kepada para karyawan, ini cuma masalah pilihan hidup pribadi, no offense intended).

Hampir 4 tahun saya bekerja menjadi karyawan sembari tetap melirik bursa di sela2 kesibukan, sampai kemudian memutuskan untuk berhenti bekerja dan menjadi full time trader di bursa. Pertengahan 2017 saya memutuskan berhenti kerja dan duduk di rumah, berdagang saham. Tidak ada pekerjaan lain, 100% berdagang saham.

Kali ini saya menggunakan “uang panas”. Uang yang saya pertaruhkan sepenuhnya untuk hidup dan kehidupan saya. Kalau tidak cuan, saya tidak makan. No other job, no other enterprise. 100% stay at home, stock trading, game playing, netflix and chilling douchebag.

Hampir tiga tahun berlalu, datanglah crash 2020. Berbeda dengan 2008 dan 2012, kali ini saya selamat, hampir tidak terluka. Uang panas saya tetap terjaga dan dapur tetap dapat “ngebul” dengan sentosa.

Now let’s see where the problem is.

The problem is, uang dingin atau uang panas, investor atau trader, all in atau selot2, punya money management canggih atau sederhana, punya ilmu segudang atau cuma sepetak, semuanya tidak relevan ketika kita merugi.

It really does not matter uangmu panas atau dingin, alokasimu all in atau mencicil, kamu Buffetian atau Bentjokian. The only thing that matter is apakah kita ikhlas uang kita hilang atau tidak. Itu dulu yang harus di tanyakan pada diri sendiri sebelum kita bahkan berfikir untuk membuka rekening di sekuritas.

Rela hilang uang atau tidak? Karena kalau rela (atau setengah rela saja), maka 90% probabilitasnya akan benar2 hilang. Itu statistikanya: 90% trader pemula akan kehilangan 90% uang mereka dalam 90 hari pertama mereka berdagang. Bull or bear, statistikanya mengatakan seperti itu.

Tapi jika sedari awal kita tidak rela dan tidak siap kehilangan uang, maka kita memiliki dua pilihan sahaja: membatalkan pendaftaran akun sekuritas dan menggunakan uang yang ada untuk urusan lain; atau berjuang sekuat tenaga agar kita tidak kehilangan uang di bursa saham.

Bagi sebagian orang, yang berjuang sekuat tenaga agar tidak kehilangan uang di bursa seperti Warren Buffett co. Itu artinya berinvestasi pada bisnis2 yang mereka pahami; bisnis2 yang konsisten menguntungkan dan dikelola dengan baik. Sebagian yang lain seperti Livermore cs. menggunakan berbagai model statistika dan ilmu probabilitas untuk mengeksploitasi sistem demand dan supply dalam perdagangan saham: membeli ketika barang melimpah dan dihargai relatif murah, untuk lalu dijual ketika barang langka dan dihargai relatif mahal.

Semuanya demi menjamin agar mereka tidak kehilangan uang, itu dulu. Perkara konsekuensi cuan itu urusan belakang.

Tidak heran jika Warren Buffett punya aturan nomer 1: Never lose your money. Karena memang cuma itulah the bottom line-nya.

Maksud saya, cobalah tengok Isaac Newton, mungkin manusia paling jenius di jaman-nya. Ketika ia terlibat histeria dan mania investasi tanpa mindset yang tepat, merugi jua. Kapok dia.

Ada berapa banyak investor/trader yang karena menggunakan mindset yang keliru lantas menurunkan level kewaspadaan mereka? Ada berapa banyak investor/trader yang karena menerapkan mentalitas yang salah lantas meningkatkan level toleransi mereka terhadap paparan risiko? Ada berapa banyak investor/trader yang justru menjungkirbalikkan persepektif mereka dalam investasi/trading, mendahulukan analisis potensi cuan sebelum analisis paparan risiko?

Kelihatannya belakangan ini cukup banyak ya (dari dulu sih sebenarnya)

But seriously? Apakah kebanyakan dari kita memang senaif itu?

Bursa bukan sekolah, dimana kita memang buang uang agar menjadi lebih pintar. Bursa bukan laboratorium, dimana eksperimen2 dianjurkan dan kegagalan2 tidak mendapat hukuman. Bursa saham bukan taman bermain, dimana menang kalah bukan masalah.

Bursa adalah rumah jagal, dimana setiap kesalahan akan dihukum secara instan: hilang uang.

Dengan mentalitas yang keliru, kita justru membiasakan diri untuk menoleransi kesalahan dan menerima hukuman. Dan itu bisa berakibat amat buruk bagi kita. Ingat: RUMAH JAGAL.

Persis seperti itulah yang saya alami dalam 10 tahun pertama kehidupan investasi saya. Mentalitas “uang dingin” justru membuat saya abai kepada paparan risiko dan terlalu condong kepada peluang2 yang bahkan memiliki probabilitas rendah. Saya abai terhadap kalkulasi, terlalu dekat dengan mimpi dan imajinasi, dan terbuai dalam angan2 tanpa fondasi.

Saya ulangi kembali: 2008 dan 2012 saya bangkrut, kehilangan 100% modal investasi berlabel “uang dingin”, bahkan lebih.

Saya mendaku diri sebagai well informed and well educated investor/trader. Buku saya bertumpuk, belasan seminar/pelatihan saya ikuti, puluhan metode dan taktik saya pelajari, pengalaman tak kurang, pengetahuan tak minim. Tidak ada satupun yang bisa menyelamatkan saya dari kegagalan. Semua terjadi karena saya berada pada mind-set yang keliru. Semua terjadi karena saya mengira saya sudah siap untuk kehilangan uang saya, karena itu toh “uang dingin”.

Nope, saya tidak pernah siap.

Tidak akan ada yang bisa mempersiapkan kita dari kehilangan uang.

Pada titik itulah, ketika kembali memulai semuanya dari nol, ketika kembali belajar dari awal, saya menyadari mengapa Warren Buffett berkata bahwa aturan nomer satu yang ia pegang dalam berinvestasi adalah “NEVER LOSE YOUR MONEY”.

Investasi/trading bukan perkara uang dingin atau uang panas, bukan perkara jago analisis atau tidak, bukan perkara pandai money management atau tidak; tapi perkara apakah kita rela kehilangan uang atau tidak. Warren Buffett berkata tidak, ia tidak rela. Dan saya tiga tahun yang lalu pun membuat mental shifting serupa: saya tidak akan pernah rela kehilangan uang sepeserpun di bursa.

Dengan mindset seperti itu, saya dipaksa untuk menggunakan segala daya upaya, lewat pengetahuan dan pengalaman, agar tidak lagi kehilangan uang di bursa.

Dengan mindset seperti itu saya hanya boleh kehilangan uang karena faktor2 eksternal: force majeur dan keadaan2 dimana saya tidak punya kendali atasnya, bukan karena faktor2 internal yang bersumber dari kebodohan apalagi keserakahan saya sendiri.

Ketika saya memutuskan bahwa saya tidak rela kehilangan uang, saya dipaksa menjadi investor/trader yang waspada, yang awas terhadap paparan risiko, yang berhati2, yang mengukur peluang berdasarkan kalkulasi yang matang, yang mencari dan menggunakan strategi terbaik, personal, dan adaptif dalam menjaga agar uang tidak hilang. Itu dulu perkara cuan, akan mengikuti.

Dengan mentalitas seperti itu, crash atau rally, bull atau bear, dapur saya tetap ngebul, walau berdagang dengan uang yang dikategorikan “panas”.

My trading strategy is not sophisticated, it’s even stupid as hell, if you happen to know. My money management is dumb and too simple, you’re going to be facepalming after you found out. But that stupid and dumb way of trading has saved my ass over and over again for the last 3 years simply because it was created on the foundation of “I WILL NEVER LOSE MONEY.”

Some of you might want to try that mentality now, shifting to the mantra of “I will never lose my money ever again”.

After all it’s Buffett’s #1 rule.

Tabik, dan mohon maaf kalau terlalu panjang dan terkesan seperti boomer rant.

About Kakdr 415 Articles
Founder of "Kakdr Way (Ncek Glodok Style)" --- Aliran Penangkap Pisau Jatuh Anti Cut Loss

Be the first to comment

Leave a Reply